Siaran Pers
Konfrensi Nasional VI
Jaringan Antariman Indonesia (JAII)
19-23 Mei 2014 Jaringan Antariman Indonesia
(JAII) kembali menyelenggarakan konferensi. Konferensi Nasional JAII yang
menghadirkan berbagai organisasi dari berbagai wilayah di Indonesia yang
bekerja pada isu hubungan antariman ini merupakan pertemuan keenam setelah
pertemuan Malino, Sulawesi Selatan (2002), Candi Dasa, Karangasem, Bali (2003),
Banjar Baru, Kalimantan Selatan (2006), Yogyakarta (2008), dan Yogyakarta
(2011).
Konferensi Nasional VI JAII memilih Papua sebagai
lokasi kegiatan dengan tujuan mendukung berbagai upaya agama-agama di Papua
dalam rangka membangun Papua Tanah Damai. Hal tersebut sesuai visi dan misi
JAII, yaitu “agama-agama untuk keadilan dan perdamaian”.
Tema konferensi yang digelar di Hotel Sentani
Indah, Jayapura, Papua ini adalah Membangun, Merawat dan Memperkokoh Peradaban
Luhur Bangsa dengan Dialog Transformatif. Adapun sub-temanya: Tantangan Konkrit
menuju Keadilan, Kebenaran, Kesetaraan, Perdamaian bagi Seluruh Rakyat-Suku
Bangsa Indonesia. Isu pokok yang dibahas dalam konferensi ada empat:
1) Hubungan Agama-agama dan Keyakinan dengan
Negara: kasus-kasus kebebasan beragama dan berkeyakinan.
2) Papua Tanah Damai: upaya agama-agama
menciptakan Papua menjadi Tanah Damai.
3) Pendidikan Karakter: membangun bangsa agar
mampu menghadapi radikalisme beragama dan radikalisme keserakahan kekuasaan
sosial-politik-ekonomi-budaya.
4) EKOSOB di Indonesia: respon atas perusakan
alam/lingkungan dan budaya lokal.
JAII akan mendorong dan mengawal hasil konferensi
agar digunakan dalam upaya pemerintah (eksekutif, legislatif, dan yudikatif)
maupun masyarakat melakukan perubahan positif dan konkrit bagi keberlanjutan
kehidupan bangsa ini. Sebab, seluruh proses konferensi nasional ini
diorientasikan pada: eksplorasi dan perumusan solusi-solusi mendasar yang
memberi efek jangka panjang positif dan konstruktif bagi hubungan antariman di
Indonesia; memperluas dan memperkuat tanggungjawab JAII; memperkuat potensi
JAII sebagai kekuatan bersama dari masyarakat, bersama masyarakat, untuk
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.
Konferensi Nasional VI JAII ini akan diisi dengan
pemberian penghargaan kepada kepala daerah yang dianggap mampu menjaga dan
menciptakan toleransi umat beragama di wilayahnya sesuai dengan garis
Konstitusi bangsa ini. Penghargaan ini diharapkan memberi motivasi bagi
upaya-upaya menciptakan Indonesia yang damai dan tanpa kekerasan, mengingat
kekerasan atas nama agama sering kali muncul di Indonesia, dan dapat menginspirasi
kepala daerah-kepala daerah lainnya untuk menegakkan Konstitusi dalam
memfasilitasi perbedaan agama di wilayahnya.
Terselenggaranya Konferensi Nasional VI JAII di
Sentani, Jayapura, kali ini berkat kerjasama Forum Konsultasi Para Pemimpin
Agama (FKKPA) di Tanah Papua dengan Institut Dialog Antariman di Indonesia
(Institut DIAN/Interfidei).
Yogyakarta, 15 Mei 2014
Elga Sarapung, koordinator Jaringan
Antariman Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar