Senin, 06 Agustus 2012

GEREJA BERSUARA UNTUK UMAT BUKAN UNTUK POLITIK

Kilion Wenda
Gereja hadir di masyarakat adalah kenyataan sosial karena melihat sejarah gereja tidak bisa lari dari kenyataan bahwa , gereja itu berkarya di tengah-tengah masyarakat yang terbagi dalam kelompok-kelompok social ke agamaan dan etnis serta status sosial yang berbeda satu dengan yang lain. kenyataan kehidupan masyarakat kemudian mendorong komitmen dan keikutsertaan gereja untuk menggumuli persoalan-persoalan yang di alami oleh warga gereja yang terus menerus di bantai di siksa, di penjarakan, di adili, di bunuh di perkosa. sehingga gereja tidak hanya memiliki tetapi memperjuangkan visi umatnya yang berbeda satu dengan yang lain. kita membaca dalam sejarah gereja bagaimana kelompok dan pihak-pihak yang lemah menjadikan sebagai mangsa oleh kelompok yang kuat dalam pertarungan kepentingan lapangan, lalu Gereja ada dimana ? semua proses perkembangan umat ini ?. Gereja berada di salah satu pihak dari dua kemungkinan yaitu (a)menjadi bagian dari pihak-pihak yang menciptakan masalah-masalah tadi alat dan kendaraan dari pemerintah dan swasta yang menyebarkankelumpuhan dan ketidak berdayaan tadi artinya melalui ajaran gereja menjadi umat tidak berdaya dengan menyebarkan paham bahwa kekuatan-kekuatan tadi sebagai penyelamat.(b) atau gereja menjadi kekuatan dan wada unruk menjadi kekuatannya lalu bangkit untuk merubah demi merubah keadaan dan mengubah masalah menjadi peluang dan kesempatan.
dalam kenyetaan kehidupan masyarakat kemudian mendoronng komitmen dan keikut sertaan gereja untuk menggumuli persoalan-persoalan yang di alami oleh masyarakat. sejalan dengan halini maka para pemimpin gereja bisa mempelajari dari para tokoh-tokoh gereja dan tokoh masyarakat seperti OSCAR ARNULFO ROMERO dari san salfador (Amerika Tengah), MARTHEN LUTHER KING seorang tokoh gereja Baptis (Amerika serikat), DOM HELDER CAMARA dari (Brasi), USKUP DESMON TUTU di (afrika selatan), USKUP CARLOSFILIPE XIMENES BELO di (Timor Leste) dal lain-lain mengambil langkah kongkrit dalam pergumulan manusia. maka peran gereja menjadi strategis mengawal panji-panji kemerdekaan,kebebasan, persatuan, keadilan,dan perdamaian bahwa semua permasalahan itu harus dinilai secara kritis dan di letakan kritis firman Allah dan injil Kristus. namun pada kenyataan di papua barat dalam sejarah gereja bahwa pemikiran-pemikiran krits para pimpinan gereja seperti Pdt NDMMA SOCRATEZ SOFYAN YOMAN,Pdt DR BENY GIAY P.hd ,DR.NELES TEBAY.Pr teman-teman lain nya sering di sikapi secara negative oleh pemerintah yang berkuasa dan masyarakat. Gereja yang krirtis sering di sikaopi sebagai pembawa bendera politik. Pada kenyataan secara awam politik itu adalah usaha sadar seseorang yang lebih di kenal di masyarakat pada lembaga-lembaga social dalam pemerintahan seperti lembaga legislative, eksekutif, partai –partai politik dan kelompok-kelompok kepentingan atau etnis dan agama tertentu dalam masyarakat tadi untuk
Ø pemenfaatan sarana dan prasarana lembaga social dan keagamaan.
Ø untuk mejakinkan visi dan kepentingan kepada masyarakat sebagi kepentingan umum
Ø menyusun social dan strategi
Ø mencari dukungan dari sama unsure masyarakat untuk mewujudkan visinya.
Gereja sebagai benteng terakhir dan “gen”kerajaan Allah di dunia ini tidak bisa menghindar atau lari dari masalah social, ekonnomi, budaya bahasa, agama, politik dan pelanggaran HAM. Gereja harus tampil sebagai terang dan garam “ kamu adalah garam dunia, kamu adalah terang dunia (matius 5:13-14). tugas adfokasi persoalan hokum dan keadilan serta ham di papua di butuhksn peran profetis agar gereja tetap dan konsisten dalam memperjuangkan keadilan, kebenaran,hak asasi manusia, dalam rangka pembebasan dan perdamaianbagi umat tuhan di tanah Papua.
Dekade pembebasan sabagai komitmen dan janji dimana seluruh tugas dan misi gereja dibidang kesaksian yang menbebaskan dalam bidang koinonia menjadi persekutuan dan menjadi koinonia yang membebaskan. namun dari pandangan pandangan tersebut timbulah pertanyaan-opertanyaan yang harus di jawab.
Apakah gereja-gereja di Papua pernah mereekomendasikan kepada pemerintah Indonesia untuk menangkap, membunuh, mnyiksa, memperkosa, mengadili, memenjarahkan, dan menghilangkan umat tuhan di tanah Papua ? Apakah dalam pelayanan misi kemanusiaan, demokrasi, keadilan, kebebasan, perdamaiian, Hak asasi manusia, ialah sebagai penerapan nilai-nilai injil Yesus Kristus ini di sebut mengurus politik ? tidak bisa seorang pendeta atau gembala yang berlatar belakang pendidikan teologia yang seharusnya meyani umat  namun malahan menari-nari di atas penderitaan diatas penderitaan rakyat di tanah papua barat. apakah ini seorang pendeta ? selalu memperjuangkan untk mendapatkan kursi yang terhormat sementara umat nya di bawah penderitaan cucuran darah dan air mata. dalam sangat jelas dalanm roma 13:1-2) “ tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atas nya sebab tidak ada pemerintah yang brasal dari Allah dan pemerintah-pemerintah yang ada di tetapkan oleh Allah. sebab itu barang siapa yang melawan pemerintah ia melawan ketetapan oleh Allah dan siapa yang melakukannya akan mendatangkan hukuman atas dirinya ”. Darikutipan ini mendorong orang supaya mengakui pemerintah sebagai lembagayang di angkat oleh Allahuntuk menciptakan tertip hidup masyarakat. Pimpinan-pimpinan gereja selalu mendukung program pemerintah karena dengan pemerintah sebagai alat Tuhan menjamin dan memelihara orang Kristen dengan memberi tempat bagi masyarakat untuk berkarya dan mengembangkan dirinya bagi potensi-potensinya pada dewasa ini di Papua seorang hamba Tuhan mengutip ayat ini untu kembenarkan. tetapi penguasa Indonesia menekan gereja supaya untuk mematikan peran profesinya di masyarakat. Akibatnya gereja tidak kritis terhadap dosa –dosa social yang di lakuakan oleh pemerintah yang di sengsarakan banyak orang khususnya kelompok minoritas dan disisikan atas nama pembangunan nasional.
sebagai seorang pemimpin gereja harus belajar dalam apa saja kebiijakan dan ideologinya harus di terimah karena pemerintah itu lembaga yang dipilih Allah untuk menjamin kesehatan dan perlindungan masyarakat. Amanat agung Yesus Kristus sangat jelas “ pergilah dan jadikanlah segalah bangsa muridku baptislah, dan ajarlah merekauntuk melakukan apa yang aku ajarkan kepada mu (matius 28:18-19) mandate selanjutnya ialah “ gembalakanlah domba-dombaku ,gembalakaanlan domba-dombaku ( yohanes 21:15-19) terutama gembala/ pendeta harus menyelidiki firman Tuhan dari perjjanjian lama dan perjanjian baru bahwa mandat Tuhan Yesus untuk menangkap, membunuh,menculik, memperkosa,mengadili, menghilangkan,memenjarakan, menyiksa umat Tuhan dengan stigma sebagai anggota OPM,GPK, GPL, dan melakukan Makar ,separatis di bumi papua barat ini telah dan ters menghancurkan martabat orang Papua hak asasi orang papuam karakter dan kepribadian orang papua lalu gereja ada di mana ? pimpinan gereja harus memahami bahwa yesus kritus relah mati di kayu salip karena kepentingan manusia,Mahatma Gandhi di India berbicara untuk kepentingan manusia,Marthin Luther King Jr di Amerika serikat berbicara untuk kepentingan manusia, Nelson Mandela di Afrika selatan berbicara untuk kepentingan umat manusia Uskup Belo di timor leste berbicara untuk kepentingan umat manusia , Ndumma Socratez Sofyan Yoman MA,Dr Beny Giay P.hd dan teman-teman sementara bersuara di tanah Papua barat Juga untuk kepentingan umat manusia lalu pimpinan gereja yang lain di Papua ada di mana ? dan bersuara untuk siapa ? apakah penguasa atau di kuasa ? di tanah Papua barat ini.

Tidak ada komentar:

RINDU SAHABATKU

Seorang sahabat, yang ku nantikan kehadirannya dalam kehidupanku pada tgl 25/06/2020  pukul 15: 30 itu, terasa hatiku berdebar bahagia, da...