Institut
DIAN Interfidei bekerja sama dengan Forum Konsultasi Para pimpinan Agama
(FKPPA),Provinsi Papua Ilalang Papua dan dinas Kesbangpol Kota Jayapura, telah
Menggelar Konferensi dan Focus Group Discussionn (FGD), II di Hotel Sahid
Papua, pada 6-9 September 2015.
Kegiatan
ini dirselenggarakan lanjutan dari Konferensi dan FGD I di Kabupaten Jayapura
pada 23-27 november 2014, dengan tema: menata dan memaknai perbedaan, demi
Papua Tanah Damai, diikuti oleh seluruh para pimpinan agama-agama di
Kaupaten/kota seprovinsi Papua
Pada
konferensi dan FGD ke II ini, lebih fokus pada monitoring dan evaluasi, Untuk
mengetahui sampai sejauhmana kegiatan yang diikuti sebelumnya untuk memberi
pengaruh signifikan kepada peserta dalam melakukan perubahan, demi terwujudnya
Papua menjadi Tanah Damai dan apakah manfaat bagi komunitas dan masyarakat dari
mana peserta diutus, demi sebuah perubahan, terwujudnya Papua menjadi Tanah
Damai.
Dalam
Konferensi dan FGD II diikuti dari para pemimpin agama dan tokoh agama dari tujuh daerah yakni. Kota Jayapura,
Kabupaten Jayapura, Kabupaten Keerom, Kabupaten Merauke, kabupaten Timika,
Kabupaten Nabire, dan Kelompok Avatan (Kabupaten jayawijaya dan Sarmi).
Pada Kegiatan
yang berlangsung selama empat
hari ini, membahas beberapa
isu-isu penting Yaitu. Perlindungan dan
palayanan keagagamaan bago Umat Agama disampaikan
langsung oleh Prof. Dr. M. Machasin, Dirjen Bimas Islam Kementrian Agama
Republik Indonesia, sebagai Keynote speech. Juga para pakar lain, dr.Gunawan
Ingkokusumo menyampaikan (tentang tantangan, ancaman dan tindakan menghadapi perluasan HIV/AIDS di Tanah Papua).
Ida Bagus Suta Kertya
(Memelihara alam semesta secara adil-bersih-indah, demi kelangsungan hidup masyarakat papua), Dr.Tonny
Wanggai,S.Ag,MA (Ancaman dan tindakan menghadapi masuknya gerakan radikalisme
agama di Tanah Papua). Uskup Dr. Leo Laba Ladjar, OFM (Tantangan, ancaman dan tindakan dunia
Pendidikan di Papua). Prof.Dr.Sidney Jones
(Peta perubahan dan dinamika
perbedaan dalam keragaman agama-agama di Indonesia, persoalan KBB, dan
pembiaran Negara terhadap kelompok intoleran atas nama agama). Dr.
Theo van den Broek (Dinamika hubungan antar warga di masyarakat Papua, dalam
perubahan demografi agama-agama di Propinsi Papua). Dan Dr.Pater.Neles Tebay,Pr
(Makna perbedaan agama-agama di Tanah Papua
demi Papua
menjadi Tanah Damai: Dialog Damai sebagai jalan tanpa kekerasan).
Kegiatan
tersebut diakhiri dengan menysun rencana tindak lanjut (RTL) dari masing-masing daerah yang berkaitan dengan
membangun toleransi Umat beragama, menjaga kelestarian lingkungan hidup, bahaya
HIV/AIDS, Radikalisasi Agama, menjaga perubahan demografi,membangun karakter
dalam pendidikan dan memaknai perbedaan agama-agama di Tanah papua demi Papua
Tanah Damai.(JDP.Kilion)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar