Senin, 21 Maret 2016

Lidia Tabuni: Kami Ini Panggilan Atau Paksaan

Badan Pelayan Pusat-Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua (BPP-PGBP), melalui Departemen Wanita, salah satu program prioritas yang di lakukan adalah membagikan pelajaran bahan khotbah kepada seluruh anggota Persekutuan Wanita di tingkat Wilayah sampai ke jemat- jemat lokal.
Persekutuan Wanita (PW), Baptis wilayah Nabire pada minggu 13/3 setiap mimbar gereja diambil alih oleh Kaum Wanita.
Ny.Lidia Y Tabuni.S.AB.Sedang memandu acara
 dalam suatu kegiatan Rohani di Nabire.
Berkaitan dengan itu salah satu kader Wanita Baptis Lidia Tabuni,S.AB, diberikan tugas oleh Ketua untuk menyampaikan firman/khotbah di gereja baptis Kimi Waharia Nabire.
Sebelum menyampaikan Firman Tuhan/khotbah Lidia mengatakan “Yesus memilih murid-muridnya tidak dilihat dari latar belakang pendidikan teologi, keahlian,pendeta atau gembala tapi Yesus memilih murid-muridnya sesuai dengan ketekunan, keseriusan dan keteladanan mereka.”
Saat ini saya bukan seorang yang berlatar belakang pendidikan teologi,pendeta/vikaris tapi saya seorang yang berlatar belakang sarjana administrasi bisnis, sehingga sangatlah berbedah, namun karena landasan yang sudah dirintis oleh Yesus sehingga hari ini saya berdiri diatas mimbar ini untuk berkotbah;tuturnya
Pelajaran yang di tetapkan Departemen Wanita sebagai referensi Al-kitab Matius 7:24-27,1.Korintus 3:1, Yesaya 28:16,dan kolose 2:7 dengn Tema: “Ap mbere den O kambonegwarak wone” dua orang mendirikan rumah; kata Lidia.
Penjelasannya ada dua pokok penting yang menjadi dasar yaitu. “Orang yang bijaksana” dan “Orang yang bodoh”.
Orang yang Bijaksana.
Sebelum mengulas lebih dalam Lidia memberikan contoh. “Setiap anak sekolah, kalau anak tersebut belajar dengan sunggu-sunggu maka ia akan mendapatkan nilai yang bagus, tapi kalau tidak pernah belajar malas-malas maka ketika ujian dia jelas mendapatkan nilai yang jelek.”
Mengutip (Matius 7:24-25) Kalau manusia yang bijaksana maka setiap setiap kali ia mau mendirikan rumah terlebi dahulu survei tempat, lalu meletakan fondasi yang kuat (Batu, Pasir bercampur semen) lalu ia membangun, maka rumah itu tetap berdiri kokoh walaupun ada badai,angin, hujan dan banjir;tuturnya.
Yesus memberikan suatu perumpamaan terhadap bangunan, benda mati yang bisa di lakukan dengan akal manusia, tapi hari ini mengingatkan kita bahwa hidup ini sama dengan dasar kuat atau tidak. Karena menurut rasul Paulus ketika itu menyampaikan kepada jemaat di Korintus 3:11 “Karena tidak seorang pun yang dapat meletakan dasar lain daripada dasar yang diletakan yaitu Yesus Kristus.”
Bagaimana kita dapat menterjemahkan dalam kehidupan sehari-hari, apakah ini panggilan atau paksaan dalam pelayanan gereja?; tanyanya.
Setiap orang yang bersedia bekerja didalam pelayanan, menjadi hamba Tuhan itu tidaklah gampang, disana ada banyak tantangan, godaan, bahkan ujian sehingga bagaimana kita kendalikan semua itu;sambungnya.

Orang Yang Bodoh.
Mengutip (Matius 7:26-27), menyebutkan bahwa “Tetapi setiap orang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya ia sama dengan orang bodoh yang mendirikan rumahya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir lalu angin melandah rumah itu, sehingga rubulah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.”
Sudah sangat jelas dalam ayat ini ungkap Lidia, hal tersebut sama dengan manusia yang hidup dalam hati yang ombang ambing, pendirian yang tidak jelas ibarat “ air diatas daun talas”.
Ibu yag juga istrinya bapak Kilion Wenda ini menuturkan “manusia mempunyai kelemahan dan kelebihan dari segi jasmani, tapi hal ini lebih menekankan pada kehidupan rohani.”
Kesimpulan “Bangunan adalah diri kita sendiri, sehingga apakah kita hidup sebagai orang yang bijaksana atau orang yang bodoh, sebagai manusia yang sempurna marilah kita melihat kiri dan kanan dengan mata rohani kita.”ajaknya.
Dasar Al-kitab “hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, dan hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur Kolose 2:7.”
Sementara bapak Yally Kogoya yang juga salah pengurus wilayah gereja Baptis Nabire dan juga pendiri Yayasan Baptis Nabire ini mengatakan, “saya sangat diberkati dan sangat terharu atas khotbah ini karena benar-benar menegur kita.”
Kami sangat mengharapkan bahwa adik sebagai generasi wanita Baptis Papua terus meningkatkan pelayanan untuk Gereja dan masyarakat kedepan; sambungnya.
Apresiasi yang sama diuangkapkan oleh Gembala Sidang Gereja Baptis Kimi Waharia, Ev.Palitinus Wenda, Dip.Th, saya juga terharu dengan satu kalimat pertanyaan yang diungkapkan oleh Lidia bahwa “kami datang karena panggilan atau paksaan?” saya merefleksikan perjalanan dalam pelayanan, sehingga saya terharu dan sangat diberkati atas khotbah ini.
Serupa juga keluar dari mulutnya mama Anggi dan Bapak Obeth Yigibalom, bahwa hari memang harinya ibu-ibu PW, sehingga kami sangat diberkati oleh firman yang di sampaikan oleh anak perempuan ini, kami berharap maju terus sesuai dengan kemampuan yang sudah diberikan oleh Tuhan.
Artikel ini sudah dipublikasih oleh:www.suarabaptispapua.org

Tidak ada komentar:

RINDU SAHABATKU

Seorang sahabat, yang ku nantikan kehadirannya dalam kehidupanku pada tgl 25/06/2020  pukul 15: 30 itu, terasa hatiku berdebar bahagia, da...