Jumat, 26 Juli 2019

Separatis Berujung Pada Penghargaan



Telah dimuat pada www.jubi.co.id Pada Tanggal 19 Juli 2019.

Sejarah  adalah  Pengalaman terbaik menata kehidupan suatu bangsa yang lebih baik untuk anak cucunya dimasa yang akan datang. Tulisan ini  bukan untuk membenarkan dan atau mengajak.tapi bagaiman membuka pikiran untuk kita memahami kata “Separatis,”. Pengertian Separatis dalam Wikipedia adalah politik suatu gerakan untuk mendapatkan kedaulatan dan memisahkan suatu wilayah atau kelompok manusia. Kata ini dalam sejarah telah terbukti bahwa yang selalu disampaikan oleh pejabat Pemerintah pada suatu Negara yang berdaulat kepada kelompok yang berjuang untuk memisahkan diri.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia Ir.Sukarno (Presiden RI Pertama) dan Kawan-kawannya, pernah diberikan stigma Separatis oleh Penjajah Belanda. Sukarno juga pernah dipenjarahkan oleh Belanda di Ende Flores dan diasingkan dibuang ke Digul Papua karena di berjuang untuk  kemerdekaan Indonesia. Nasip yang sama juga dialami oleh Nelson Mandela (Mantan Presiden Afrika Selatan) diberikan stigma Komunis oleh kolonial penjajah Apartheid. Nelson Mandela dihukum dalam Penjarah selama 20 tahun di Roben Island.
Perjuangan Mohandas Karamchand Gandhi atau di kenal (Mahatma Gandhi), salah satu pemimpin spritual dan politikus dalam gerakan kemerdekaan India. Mahatma Gandhi yang berprovesi sebagai penasihat hukum  di kalah itu pernah dihujat oleh  penguasa Aparheid  ketika dia menjadi Penasihat hukum di Afrika Selatan dengan Sebutan “Coolie atau Sami” artinya pelayan atau pesuruh. Kisa Mahatma Gandhi juga dalam perjuangan kemerdekan India pernah dipenjarahkan selama eman tahun oleh penjajah Negara bagian British-India.
Fidel Castro dalam perjuangan melawan ketidakadilan sosial oleh pemerintah saat itu sehingga ia bersama kawan-kawannya menyerang barak militer di luar wilayah Santiago de Kuba pada tahun 1953, akhirnya dia dan beberapa temannya di tangkap dan di penjarahkan selama 15 Tahun, namun pada akhirnya ia menjadi Presiden Kuba pada tahun 1976.
Xanana Gusmao Presiden Pertama Timor Leste, pernah ditangkap dan dipenjarahkan selama 7 tahun oleh pemerintah Indonesia ketika berjuang untuk kemerdekaan Timor Leste. Jose Ramos Horta Salah satu tokoh yang paling berpenngaruh dalam perjuangan diplomatiknya untuk perjuangan kemerdekaan Timor Leste.

Benny Wenda Separatis?

Dalam posisi saat ini, “Ya” Benny Wenda adalah separatis karena dia memperjuangkan untuk  Kemerdekaan Papua Barat lepas dari pemerintah Republik Indonesia.  Ia bukan menciptakan sejarah Baru dalam perjuangan kemerdekaan suatu bangsa.  Dari pengalaman-pengalaman para pendahulu “Penjarah” menjadi  satu-satunya tempat yang empuk bagi mereka,  bahkan Benny sendiri sudah mengalami  pada Tahun 2002 dengan ancama hukuman selama 25 tahun penjara. Ia berhasil Keluar dari penjara Abepura, menyeberang ke Papua New Guinea kemudian mendapat Suaka politik ke Inggris. Benny Wenda  saat ini sebagai  Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP)
Pada penjalanan yang panjang Para separatis itu, penghargaan (Award), juga tidak luput dari keberadaan mereka. Nelson Mandela mendapat Nobel Perdamaian pada Tahun 1993. Xanana Gusmao  juga di berikan penghargaan Bintang Adipurna dari Pemerintah  Indonesia, dan Jose Ramos Horta dan Uskup Carlos Pilipe Ximenes Bello meraih Nobel Perdamaian Dunia pada Tahun 1996.
Fidel Castro juga meraih penghargaan Perdamaian Lenin tahun 1961, perdamaian penghargaan konghucu 2014, Penghargaan Nishan-e 2018, dan Gold Star Order 1982 dan  lain sebagainya.
Ir. Sukarno justru banyak meraih penghargaan sebanyak 26 Doctor Honoris Causa dari berbagai universitas di dalam dan luar negeri, Lenin Peace prize, Chief Comander, Bintang Mahaputera Adipurna, sampai terakhir walaupun sudah meninggal Dunia, pada tahun 2005 diberikan ‘the Order of the Supreme Compions of OR Tambo’. Atas Jasa-jasanya.
Benny Wenda (Ketua ULMWP) pada tanggal 17 Juli 2019, meraih penghargaan “Oxford of the City Award” dari Dewan Kota Oxford, sebagai Peacefull Campaigner for democracy, atas sebuah perjuangan kampanye Damai terhadap penderitaan Rakyat Papua sejak berintegrasi dengan Republik Indonesia tahun 1962 sampai sekarang.

Pemerintah Tidak Perlu Menanggapi Berlebihan

Ada kabar gembira bagi separatis Papua Merdeka, karena Pemimpin ULWP mendapat  penghargaan dari dewan kota Oxford, tapi ada kecaman keras yang datang dari pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London atas keputusan Dewan kota Oxford.
Dalam pernyataan tertulisny melalui KBRI London “Diberikan kepada orang yang salah karena orang tersebut justru merupakan pelaku dan pendukung penggunaan kekerasan dalam menncapai tujuan politiknya”. Pernyataan seperti ini justru, Wibawa  kenegaraan itu membawa dalam sifat kekanak- kanakan. Dewan kota oxford bisa memberikan penghargaan seperti itu sudah tentu punya alasanan tersendiri tidak mungkin hanya asal-asal tanpa ada bukti.
Dikwatirkan penghargaan serupa akan muncul dari mana-mana kepada para Separatis Papua.  Karena sejak terbentuknya ULMWP pada tahun 2014 lalu, itu isu Papua semakin meningkat, di kanca Internasional, terutama di kawasan-pasifik selatan lobby diplomatik dan perang gerilya semakin tidak bisa dibendung dengan iming-iming kerja sama bilateral.
Sementara Rakyat kecil di Papua semakin dikucilkan, tidak berdaya, akses jurnalis dibatasi, Operasi terus berjalan di Kabupaten Nduga.

Pemerintahan Baru Jokowi- Maaruf menempati Janji Dialog Papua

Sebuah Pepata kata dalam sehari-hari, dari anak Kepada ayah atau ibu yang sedanng berpergian meninggalkan mereka di rumah pak/ mak Saya pesan e?. Kalau orang tuannya tidak membawah maka seorang anak menuntutnya. “Pak, Mak  mana Janji? Janji adalah Utang e?” artinya bahwa bahwa  janji mereka itu di kemudian hari harus tepati.
Dalam perjanjian Pemerintah Indonesia melalui Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) sampai dengan dengan Presiden Ir.Joko Widodo (Jokowi), hanya janji diatas janji terkait penyelesaian konflik Papua melalui Dialog Damai.
Mengikuti jejak komitment Pemerintah Indonesia untuk berdialog dengan masyarakat Papua terungkap dalam Rapat kabinet Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono (SBY), di kantor Presiden tangga 9 Oktober 2011. Hal yang sama juga SBY sendiri menyampaikan kepada tiga pimpinan Gereja di Papua yaitu   Ketua Sinode GKI Tanah Papua, Pdt. Yemima Y Krey, S.Th, Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua, Pdt. Dr.Socratez Sofyan Yoman, dan Ketua Sinode Kingmi Tanah Papua, Pdt.Dr. Benny Giay. Pada tanggal 16 Desember 2011 di Cikeas Jakarta.
Pada Tanggal 1 Januari 2012 Sejumlah tokoh-tokoh Gereja dari Papua yang di pimpin oleh Pdt. Lipiyus Biniluk, S.Th di Wisma Negara Jakarta Pusat telah disepakati upaya dialog yang intensif. Dari upaya-upaya ini Presiden SBY langsung menunjuk Wakil Presiden Boediono, Namun sayangnya dialog tidak terlaksana.
Di erah Pemerintahan  Jokowi, pertegas dalam acara Natal nasional tanggal 27 Desember 2014, “ Jokowi Ingin Berdialog dengan masyarakat di Papua, yang masih di hutan, yang masih di gunnung- gunung marilah kita membangun Papua sebagai Tanah Damai, marilah kita saling percaya di antara kita sehingga bisa bicara dalam suasana yang damai dan Sejuk”.
Pada tanggal 15 Agustus 2017 sejumlah Tokoh dari Papua menghadiri undangan Bapak. Jokowi di Istana merdeka Jakarta, telah menunjuk Almarhum Pastor Neles Tebay,  dan akan di bantu oleh Kantor Staf Presiden, Teten Masduki dan Menkopolhukam RI. Telah sepakati untuk menyelesaikan persoalan Papua Persektor.
Pemerintahan dierah Presiden SBY sampai dengan Jokowi, telah menunjukan tekad untuk menyelesaikan persoalan Papua  namun   hanya menggantung harapan  kapan dialog itu terlaksana.
Sebelum Pemilihan umum berlangsung Calon Wakil Presiden Nomor urut 1 KH, Ma’ruf Amin pun berjanji “Bersedia berdialog dengan para Tokoh Papua untuk menyelesaikan masalah-masalah keamanan di wilayah tersebut”. (Kompas 6/12/18).
 Dengan terppilihnya Jokowi-Ma’ruf pada periode kedua ini, harapan besar masyarakat Papua menyelesaikan konflik Papua sesuai dengan janji dan komitment yang sudah pernah terbangun.  Dengan adanya dialog rasa saling percaya antara pemerinntah pusat dan masyarakat Papua dapat  memperoleh cita-citanya untuk menuju Papua sebagai Papua Tanah Damai.

=====================SEMOGA===================

Tidak ada komentar:

RINDU SAHABATKU

Seorang sahabat, yang ku nantikan kehadirannya dalam kehidupanku pada tgl 25/06/2020  pukul 15: 30 itu, terasa hatiku berdebar bahagia, da...